Bulan April 2019 kemarin, pihak Instagram berencana untuk menghilangkan jumlah likes yang terlihat pada sebuah postingan. Tampaknya gagasan tersebut akan direalisasikan dalam waktu dekat, mengingat beberapa bulan kemarin Instagram juga sempat melakukan uji coba fitur ini di negara-negara seperti Kanada, Brasil, Irlandia, Italia, Jepang, Brasil, Australia, Selandia Baru, dan yang terakhir Amerika Serikat.
Sebenarnya, dari mana sih awal rencana ini bergulir? Jika melihat tren belakangan, Instagram telah menjadi rumah dari jutaan kreator konten yang tersebar di berbagai negara. Artinya, ada jutaan pula konten yang diunggah tiap harinya. Namun, semakin ke sini para kreator konten lebih mementingkan jumlah engagement yang didapatkan dari likes dan komentar, sehingga rela membuat konten yang click bait dan nirfaedah demi mencapai engagement. Sinyal inilah yang kemudian ditangkap oleh CEO Instagram, Adam Moseri. Dilansir dari majalah digital Wired, ia menyatakan bahwa langkah Instagram untuk menghilangkan jumlah likes dilakukan sebagai upaya agar Instagram dapat menjadi platform yang aman bagi para kreator konten. Hal ini berarti kreator konten tidak perlu merasa tertekan pada jumlah engagement yang didapat, sekaligus untuk menyadarkan seluruh pengguna Instagram untuk kembali lagi pada gagasan bahwa berkarya adalah tentang mengekspresikan diri, bukannya perlombaan mana konten yang lebih bagus, atau konten mana yang paling banyak mendapatkan likes.
Meski niatnya baik, namun rencana Instagram satu ini nyatanya tetap menuai pro dan kontra. Banyak yang mendukung ide ini, namun ternyata tak sedikit pula yang menolak dihapusnya jumlah likes dari laman postingan. Mereka yang kontra menilai bahwa hilangnya likes dapat berujung pada menurunnya total likes yang biasanya didapat, serta jumlah followers. Lebih jauh, hal ini dapat berpengaruh pada menurunnya pendapatan serta endorsement dari pihak ketiga atau brand, karena postingan tanpa likes dianggap tidak menarik perhatian dan lebih sulit dideteksi algoritma.
Lantas, benarkah kekhawatiran para kreator konten ini akan menjadi kenyataan? Atau benarkah hilangnya jumlah likes bisa berpengaruh bisnis? Simak penjelasan berikut, yuk!
Sebenarnya, kreator konten nggak perlu merasa risau, kok. Ada beberapa alasan mengapa kamu nggak perlu merasa cemas, malah seharusnya kamu merasa lebih bebas dan tak terbebani ketika menciptakan kontenmu sendiri:
– Yang hilang itu jumlah likes-nya, bukan fitur likes.
Menghilang di sini bukan berarti kamu nggak bisa mendapatkan likes dari orang lain. Kamu tetap bisa melihat jumlah likes yang kamu dapatkan kok. Hanya saja, jika orang lain melihat postingan-mu, mereka tidak bisa melihat jumlah likes yang kamu dapat. Yes! Hanya itu bedanya. Memang sih, jika jumlah likes benar-benar ‘disembunyikan’ akan ada tendensi bagi orang-orang untuk tidak tap likes. Karena lagi-lagi, buat apa? Jika total likes-nya saja tidak diperlihatkan, buat apa kita harus memberikan ‘like’?
Hal ini sempat terjadi saat uji coba berlangsung. Menurut data yang dirilis SocialMediaToday, saat orang-orang tak lagi bisa melihat jumlah likes, maka tendesi untuk tidak memberikan ‘like’ terjadi.
Jika melihat grafiknya, maka dapat disimpulkan bahwa tendensi tersebut benar adanya. Namun, menurut SocialMediaToday pula, pengurangan likes ini tidak berpengaruh pada total reach dan engagement yang dicapai.
– Buat kamu lebih bebas berkarya. Pernah nggak sih kamu takut atau ragu-ragu untuk sekadar posting di Instagram karena kamu nggak yakin bakal banyak yang ‘like’ postingan-mu? Atau pernah nggak kamu sebentar-bentar cek notification untuk lihat seberapa banyak likes yang kamu dapat? Lalu, kalau likes-nya sedikit, kamu jadi down dan nggak semangat lagi.
Nah, hal-hal semacam inilah yang menjadi dalang depresi dan munculnya isu kesehatan mental dalam diri seseorang. Dilansir dari Huffpost, menurut penelitian yang dilakukan Royal Society for Public Health Study di Inggris, fenomena membandingkan kehidupan nyata dengan ‘kesempurnaan yang palsu’ di media sosial menjadi salah satu faktor kuat munculnya isu kesehatan mental.
Dengan menghilangkan jumlah likes di postingan-mu, harapannya kamu bisa lebih bebas dan nggak takut berkarya. Kamu nggak perlu khawatir akan berapa banyak jumlah likes didapat, dibanding kreator konten lainnya, karena beneran deh, self-worth tidak bisa ditentukan dari berapa banyak likes yang kamu dapat. J
– Anti Fake Influencer Club.
Kalau yang ini, seperti para pelaku brand yang patut bersenang hati. Hilangnya jumlah likes yang terlihat tak memberi ruang pada influencer atau selebgram yang seringkali membeli likes dan followers demi untuk menunjukkan eksistensinya. Menurut Chief Operating Officer dari salah satu platform influencer marketing Linqia, Daniel Schotland mengatakan bahwa pelaku bisnis bakal menyortir para influencer atau selebgram berdasarkan total engagement, reach, dan jumlah based on clicks. Menurutnya lagi, meski likes dan engagement tidak selalu menjadi patokan utama, namun jumlah likes dapat menentukan kredibilitas seorang influencer.
– Tantangan untuk membuat konten bagus dan berkualitas.
Karena kini kamu nggak bisa mengandalkan jumlah likes untuk dapat bertahan di dunia content creating. Namun, jangan buru-buru patah semangat. Ini waktunya kamu tunjukkan diri kalau tanpa likes pun, kamu bisa tetap bertahan! Menurut CEO dan Founder dari Social Native dalam wawancaranya bersama CNBC, David Shadpour mengungkapkan bahwa ada banyak alternatif lain dalam membuat konten yang mengundang banyak views dan komentar, diantaranya membuat lebih banyak konten video. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan rajin membuat Instagram Stories yang interaktif, seperti polling dan QnA. Selain itu, karena tidak bisa lagi sepenuhnya mengandalkan jumlah likes, maka untuk menaikkan total engagement rate, mau tak mau kamu harus rajin berinteraksi dengan warga net di kolom komentar.
Pesan dari kami, jangan sekadar mengejar total views ya, teman-teman. Kami percaya bahwa influencer atau selebgram punya peran kuat dalam memberikan contoh baik kepada para pemirsa. Oleh karenanya, besar harapan kami agar para kreator konten bisa menciptakan konten yang nggak hanya menarik, tapi juga berkualitas dan layak ditonton.
Sumber pendukung artikel:
https://www.wired.com/story/instagram-hiding-likes-adam-mosseri-tracee-ellis-ross-wired25/
https://www.cnbc.com/2019/07/19/what-instagram-hiding-likes-means-for-influencer-marketing.html
https://www.businessinsider.sg/instagram-influencers-removing-likes-impact-2019-9/?r=US&IR=T