Di era digital, perencanaan keuangan menjadi tantangan tersendiri bagi kaum milenial. Kaum milenial seringkali bigung ketika harus mengalokasikan pendapatan bulanan. Jangankan bicara tentang tabungan dan investasi, beberapa dari kita bahkan suka terjebak dalam fenomena “living paycheck to paycheck”. Ada banyak tanggungan yang harus dibayar, sehingga tabungan dan investasi menjadi hal semu yang sulit terwujud.
Namun, apakah lantas kita tidak akan pernah bisa berinvestasi demi masa depan? Lalu, bagaimana idealnya kita mengatur dan merencanakan keuangan di era digital ini? Menjawab pertanyaan tersebut, Inhands kembali menghadirkan #InhandsTalk untuk memberikan insight mengenai dunia financial management. Mengusung tajuk “Understanding Financial Management in Digital Era”, #InhandsTalk kali ini mengundang Krisna Putradarma, seorang financial advisor yang sudah lama berkiprah di dunia keuangan.
—
Bicara tentang perencanan keuangan, erat kaitannya dengan merencanakan hari esok. Tak ada definisi yang ajeg tentang perencanaan keuangan, namun bagi Krisna perencanaan keuangan adalah sebuah proses untuk mencapai tujuan hidup melalui persiapan manajemen keuangan yang baik dan terencana. Setiap orang berhak untuk merancang keuangannya sendiri-diri, permasalahannya hanya terletak pada niat. Apakah kamu punya tekad yang cukup kuat untuk mulai berhemat dan mulai mengendalikan nafsu belanja yang impulsive? Apakah kamu rela ke luar dari zona nyaman dan mengubah gaya hidup kamu?
Perencanaan keuangan yang baik bukan hanya milik mereka yang rajin menabung dan tidak pernah terbelit kartu kredit. Perencanaan keuangan merupakan kebiasaan yang harus dipupuk, harus datang dari kesadaran diri sendiri. Berkenaan dengan hal ini, Krisna mengutip pernyataan Dave Ramsey, “Personal finance is only 20% head knowledge. It’s 80% behavior”
Dari sharing session di Inhands Talk kemarin, setidaknya ada beberapa poin yang harus diperhatikan dalam merencanakan keuangan personal:
BUAT SKALA PRIORITAS
Mempersiapkan masa depan merupakan hal fundamental yang seharusnya menjadi concern setiap manusia. Uang dan pendapatan berbicara banyak ketika kita berbicara mengenai hal ini. Namun, seringkali pendapatan berlalu bergitu saja, tanpa sempat dialokasikan untuk perencanaan keuangan masa depan, seperti tabungan dan asuransi. Jika kamu sering terjebak dalam situasi seperti ini, maka sebelum melakukan pengeluaran, kamu wajib menyusun skala prioritas. Hal ini bisa sangat membantu untuk mengendalikan nafsu kamu dalam membelanjakan gaji untuk hal-hal yang sebernarnya tidak penting.
Membuat skala prioritas bukan berarti kamu tidak dapat memanjakan diri sendiri. Kamu masih tetap bisa belanja kebutuhan sekunder dan tersier. Kamu juga masih tetap bisa melancong ke luar negeri. Hanya saja, jangan jadikan kedua hal tadi menjadi prioritas utama. Sebelum membelanjakan uangmu untuk kebutuhan yang sifatnya tidak genting, sebaiknya list dulu apa-apa saja kebutuhan premier yang harus kamu penuhi. Jangan sampai kamu mementingkan kebutuhan sekunder dan tersier terlebih dahulu, dan malah jadi harus berhutang untuk memenuhi kebutuhan primer.
Hal ini juga berlaku bagi kamu yang masih memiliki tanggungan berupa cicilan kredit. Jangan lupa untuk memprioritaskan utang, agar bunganya tidak membengkak.
SISIHKAN UNTUK TABUNGAN DAN ASURANSI
Seperti yang sudah dijabarkan dalam paragraf sebelumnya, investasi untuk kehidupan masa tua dan investasi kesehatan adalah salah s atu yang harus diprioritaskan. Berikut adalah mengapa kamu harus prioritaskan kedua hal tadi:
- MENABUNG
Apa yang akan terjadi di masa depan seringkali kita abaikan. Contoh paling sempurna dari pernyataan tadi adalah investasi berupa tabungan. Mari perhatikan gambar di berikut:
Selama ini, kamu termasuk golongan yang mana? Apakah kamu menjadi golongan yang menyisihkan gaji/pendapatan untuk tabungan terlebih dahulu, atau menabung apa yang tersisa dari sisa gaji/pendapatan? Jika kamu merupakan golongan kedua, maka kamu harus mulai berhati-hati. Krisna berpendapat, idealnya pendapatan yang harus disisihkan untuk tabungan adalah sebesar 50%, dan paling kecil berada di kisaran 10%.
Menabung merupakan agenda wajib yang harus dipenuhi oleh setiap orang, tidak peduli seberapa kecil nominalnya. Siapa dari kita yang tidak ingin menikmati masa tua dengan tenang? Apalagi kaum milenial yang sering mengaku ingin pension dini agar bisa menikmati masa tua dengan nyaman. Namun, semua kenikmatan tadi mustahil terwujud jika kamu tidak mempersiapkannya dari sekarang.
Menabung pun kini semakin menjadi aktivitas yang menguntungkan karena kini banyak perusahaan perbankan yang menawarkan bunga yang tinggi. Namun, jangan terlalu terburu-buru saat menentukan brand perbankan mana yang akan menampung uang kamu nanti. Pelajari terlebih dahulu portfolio dan laporan keuangan masing-masing kandidat bank, jangan langsung tergiur dengan besarnya bunga yang ditawarkan.
- ASURANSI
Ingat pernyataan berikut ini? “The most certain thing about life is its uncertainty.”
Kita memang tidak bisa memprediksi masa depan, namun tidak ada salahnya menyiapkan berbagai kemungkinan, bukan? Pernahkah kamu membayangkan, jika di masa depan kamu harus berhadapan dengan skenario terburuk? Sudahkah kamu siap menghadapinya?
Asuransi dapat menjadi aset yang sangat berguna ketika kamu menghadapi masa-masa sulit, dan tidak tahu mesti bergantung pada siapa. Biaya premi asuransi memang tidak murah, namun setidaknya hal tersebut sepadan dengan apa yang ditawarkan.
INVESTASI
Terdapat perbedaan mendasar antara tabungan dan investasi. Dilihat dari sudut pandang risiko dan keuntungan, menabung memili risiko yang cenderung terbilang kecil dibanding investasi. Namun, kamu hanya akan menikmati bunga tabungan yang tergolong kecil. Sementara, investasi punya keuntungan yang lebih menggiurkan. Namun, risiko yang akan ditanggung juga berpotensi lebih besar jika instrumen yang kamu tanamkan mengalami kerugian.
Sebelum sampai pada tahap investasi, pastikan kalau kamu sudah paham akan tujuan investasi. Yang lebih penting, buat perencanaan investasi yang matang dan lakukanlah riset mendalam terhadap instrument macam apa yang akan menjadi lahan investasi kamu. Apakah itu reksadana, P2P Lending, emas, saham, properti, atau investasi di bidang lainnya.
Hal yang harus diperhatikan dalam investasi adalah jangan terlalu berharap bahwa investasi menjadi ladang utama pendapatanmu, kecuali jika kamu sudah mendapatkan keuntungan besar yang settle setiap bulannya dari hasil penanaman investasi.
Namun, mari kembali lagi ke pembahasan awal. Investasi lebih baik menjadi prioritas kedua jika kamu belum menerapkan kebiasaan menabung dan memproteksi diri dengan asuransi kesehatan.