Berurusan dengan KOL “Goreng” 101

Beberapa waktu lalu, linimasa media sosial dihebohkan dengan cuitan salah satu influencer kenamaan Indonesia, yang berniat untuk membarter popularitasnya dengan jasa event organizing. Dalam sekejap, cuitan di Twitter tersebut panen hujatan dari warga net. Meski ada juga beberapa yang membela influencer yang bersangkutan.

Menggunakan jasa influencer-atau yang dewasa ini lebih sering disebut dengan KOL (re: Key Opinion Leader)-seolah menjadi suatu keharusan bagi para pelaku bisnis pemula. Kehadiran KOL dianggap bisa menaikkan pamor sebuah produk, dan meningkatkan awareness audiens terhadap suatu brand. Meski dianggap menguntungkan-dalam beberapa kasus-menggunakan jasa KOL nyatanya tidak selalu berdampak dengan naikknya angka penjualan. Lantas, apakah kehadiran KOL mampu membantu strategi marketing? Yuk, simak penjelasan di bawah!

 

KOL? Efektifkah?

Menurut Majalah Forbes, Influencer marketing adalah hubungan antara brand dengan influencer, atau dalam hal ini kita sebut sebagai KOL. Peran KOL hadir untuk membantu brand mempromosikan suatu produk dan/atau jasa lewat berbagai macam platform media sosial, seperti Instagram dan Youtube. Forbes memberikan pembedaan terhadap influencer atau KOL dengan celebrity endorsement (selebriti yang diendors). Influencer atau KOL semestinya dapat mengasosiasikan dirinya dengan produk sebuah brand, sehingga dapat mempengaruhi audiens untuk membeli produk sebuah brand. Meskipun, nampaknya definisi KOL dan Influencer menjadi bias di Indonesia.

Berdasarkan rilis yang dipublikasikan oleh smartinsights.com, Instagram dan YouTube menduduki peringkat teratas sebagai platform yang paling sering digunakan dalam strategi influencer marketing.

 

Hal ini pun didukung dengan data yang dikeluarkan oleh buffer.com di tahun 2019. Dalam data tersebut menyebutkan bahwa setidaknya YouTube memiliki hampir dua ratus milyar pengguna aktif, sementara Instagram bertengger di peringkat ke enam dengan satu milyar pengguna aktif. Melihat besarnya angka pengguna di kedua platform tersebut, sangat wajar jika pasar KOL bertumbuh pesat di dunia.

 

 

KOL yang mempunyai followers jutaan di media sosial, tentunya punya pengaruh besar dalam mempengaruhi perspektif dan pertimbangan audiens. Dari sinilah muncul gagasan bahwa KOL dapat mempengaruhi naiknya jumlah konsumer potensial terhadap suatu brand. Atau lebih jauh, menggunakan jasa KOL dianggap ampuh dalam menaikkan angka sales.

Namun, lagi-lagi pertanyaan yang muncul dibenak kita. Apakah lantas menggunakan jasa KOL menjadi satu-satunya jalan untuk meningkatkan viewers dan followers akun media sosial brand Anda? Di satu sisi, menggunakan KOL yang sudah punya nama besar di media sosial, bisa jadi jalan pintas untuk meningkatkan awareness audiens terhadap suatu brand. Namun, jangan jadikan KOL sebagai patokan untuk menaikkan sales. Karena menurut data yang dirilis oleh bigcommerce.com, penggunaan jasa KOL lumrahnya ditujukan untuk meningkatkan brand awareness (menaikkan jumlah viewers, impressions, likes, mentions, reach, dan traffic). Sementara, untuk menaikkan penjualan, hal itu kembali lagi pada pertimbangan si calon konsumer. Pada akhirnya, audiens lah yang akan menilai apakah produk tersebut sebaik apa yang diiklankan oleh KOL, dan apakah produk tersebut layak untuk dibeli.

 

Memilih KOL yang Tepat

Jika sudah mengerti ‘term’ dari penggunaan jasa KOL, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mempertimbangkan poin-poin di bawah ini:

1. Buat penilaian apakah KOL tersebut punya interest di bidang yang sama dengan brand. Jika produk yang kamu jual adalah produk beauty and health care, maka carilah KOL yang juga punya personal branding di bidang beauty and health care. Akan sangat tidak nyambung jika kamu meng-endors KOL yang bergerak di bidang otomatif. Jadi, sebelum kamu menentukan hal-hal lain, pastikan dulu kamu sudah riset, KOL mana saja yang punya pengaruh di industry beauty and health care di Indonesia. Akan lebih baik, kalo kamu memilih KOL yang berfokus di satu bidang, dibanding KOL yang menerima berbagai macam produk endorse. Karena biasanya KOL yang punya satu fokus di bidang tertentu akan lebih dipercaya oleh audiensya

2. Nilailah kualitas KOL dari konten yang disajikan. KOL yang baik adalah KOL yang dapat memberikan review jujur, dan selalu berusaha memberikan product knowledge suatu brand pada audiensnya. Nilai ini tergambar dari konten yang memberikan insight dan pengetahuan baru, sehingga audiensnya dapat merasakan benefit dari konten yang disajikan oleh KOL yang bersangkutan.

3. Jangan terjebak oleh angka followers-nya. Fake followers adalah permasalahan utama yang tengah dihadapi oleh para pelaku bisnis. Tidak jarang yang merasa tertipu dengan jumlah KOL yang tinggi, namun nyatanya tidak berdampak apapun dengan penjualan produk mereka. Fake followers bahkan telah menjadi major problem, sampai-sampai agensi pemasaran sebesar Ogilvy berniat untuk turun tangan dalam menganalisa KOL yang menggunakan fake followers. Permasalahan kedua, seringkali brand terjebak dalam menentukan target pasar. Seorang KOL bisa saja memiliki satu juta followers, namun kamu harus analisis lebih jauh, apakah followers yang bersangkutan masuk dalam kategori target konsumer brand-mu? Apakah followers KOL tersebut punya daya beli sesuai harga produk yang kamu jual? Jika tidak, maka jangan terburu-buru untuk menggunakan jasanya. Carilah KOL lain yang lebih masuk ke dalam target pasar produk kamu.


Artikel ini diolah dari berbagai sumber:

https://www.forbes.com/sites/theyec/2018/07/30/understanding-influencer-marketing-and-why-it-is-so-effective/#75089a5371a9

https://www.smartinsights.com/online-pr/influencer-marketing-effectiveness/

https://buffer.com/library/social-media-sites

https://www.bigcommerce.com/blog/influencer-marketing-statistics/#top-5-goals-of-influencer-marketing

https://brand24.com/blog/how-to-find-the-right-instagram-influencer-for-powerful-instagram-influencer-marketing/

https://www.thejakartapost.com/life/2018/07/23/why-more-brands-are-turning-to-influencer-marketing.html

https://www.prweek.com/article/1593884/ogilvy-announces-global-partnership-help-tackle-fake-followers

 

Dini Octavia A.

Dini Octavia A.

Leave a Replay

About Us

We are Inhands Agency, a fast-growing digital agency based in Jakarta. We called ourself as a brands’ advocate. We help brands go digital and create a meaningful digital experience journey to clients.

Recent Posts

Youtube

Instagram

Tik Tok

Hubungi via WA
Halo, ada yang bisa kami bantu? 😁😁
~ CS Inhands Agency